Pengertian Quantum Teaching
Deporter (2003:4) mendefinisikan bahwa;
“Quantum merupakan interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Dengan demikian Quantum Teaching adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan disekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermamfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain”.
Quantum teaching adalah mengubah belajar yang meriah dengan segala nuansanya dan Quantum teaching juga menyertakan segala kaitan interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum teaching berfokus pada hubungan dinamis dengan lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar, Deporter (2003:3).
Quantum teaching mencakup petunjuk spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyampaikan isi dan memudahkan proses belajar. Dalam proses belajar mengajar guru dapat menggunakan cara-cara yang efektif, diantaranya dengan cara partisipasi dengan mengubah keadaan motivasi dan minat dengan menerapkan kerangka rancangan yang dikenal dengan singkatan TANDUR yaitu: Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan.
2.1.5.2 Asas Utama Quantum Teaching
Quantum Teaching bersandar pada asas berikut: Bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka.
Belajar dari segala defenisinya adalah kegiatan full-contact. Dengan kata lain, belajar mengakibatkan semua aspek kepribadian manusia yang mencakup pikiran, perasaan dan bahasa tubuh disamping pengetahuan, sikap dan keyakinan sebelumnya mengenai persepsi masa yang akan datang.
Langkah awal dalam mengajar adalah memahami dunia siswa untuk mendapat simpatik dan perhatian siswa, pertama-tama guru harus membangun komunikasi yang baik untuk memasuki dunia siswa. Caranya dengan mengaitkan apa yang guru ajarkan dengan sebelum peristiwa, pemikiran, atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, atlek, seni, musik, rekreasi, sosial atau akademis mereka. Setelah guru sudah benar-benar memahami dunia siswa, guru dapat membawa dunia siswa kedunia guru tersebut dan memberi pemahaman tentang isi dunia tersebut, disinilah kosa kata baru, model mental, rumus dan lain-lain di beberkan, seraya menjelajahi kaitan dan interaksi, baik siswa maupun guru mendapat pemahaman baru “ dunia siswa” diperluas mencakup tidak hanya para siswa, tetapi juga guru. Akhirnya, dengan pengertian yang lebih luas dan penguasaan lebih mendalam ini, siswa dapat membawa apa yang mereka pelajari kedalam dunia mereka dan menerapkannya pada situasi baru.
Setelah kaitan ini, pendidik membawa siswa kedalam dunianya yang memberikan pemahaman tentang apa yang dipelajari. Kemudian diperluas dengan interaksi antara pendidik dengan siswa di dalam kelas. Dengan begitu siswa dapat membawa apa mereka pelajari ke dalam dunia mereka dan menerapkan pada situasi yang baru. Sehingga dapat dikatakan bahwa hanya perancangan pengajaranlah pendidik dapat menyebrang kedunia siswa dan membawa siswa tersebut kedalam dunia pendidikan (kedalam proses pembelajaran). Bagi siswa, guru adalah rekan belajar, model, pembimbing dan fasilitator.
2.1.5.3. Prinsip-Prinsip Quantum Teaching
Model Quantum Teaching memiliki lima prinsip. Prinsip-prisip ini menuntun perilaku dan membantu tumbuhnya lingkungan yang saling mempercayai dan mendukung. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
1. Ketrampilan Berbicara
2. Segalanya dari lingkungan kelas, bahasa tubuh, dan bahan pelajaran semuanya menyampaikan pesan tentang belajar.
3. Segalanya Bertujuan
4. Siswa diberi tahu tujuan mempelajari materi yang di pelajari.
5. Pengalaman Sebelum Pemberian Arti
6. Karena otak akan berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks yang akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu pelajaran yang akan kita ajarkan terlebih dahulu kita beri rangsangan kepada siswa melalui pengalaman guru itu dan pengalaman dari siswa. Dengan ini guru dapat melanjutkan dengan pemberian nama, konsep, rumus sesuai dengan materi yang akan di ajarkan
8. Belajar mengundang resiko, belajar berarti keluar dari kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langkah ini, mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
9. Jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan
10. Seorang guru sebaiknya memberikan pujian kepada siswa yang terlibat aktif pada proses pembelajaran misalnya dengan pujian, tepuk tangan, berkata baik dan lain-lain. Ini merupakan umpan balik mengenai kemajuan dan peningkatan asosiasi emosi positif belajar siswa.
2.1.5.4. Pembelajaran Quantum Teaching dan Proses Belajar Mengajar
Sejauh ini pendidikan masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai peringkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih terfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar.
Berkaitan dengan mengajar yang dilakukan guru perlu dipahami pengertian dan maksud itu sendiri agar dapat dilaksanakan sesuai dengan maksud dan tujunnya. Bukan diselewengkan dengan tidak bertanggung jawab yaitu dengan tidak melakukan kegiatan belajar mengajar seadanya untuk memenuhi kewajiban bagi seorang guru.
Banyak upaya-upaya yang telah dilakukan oleh guru-guru dalam membuat strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta tetapi strategi yang mendorong siswa mengkontruksikan pengetahuan di benak siswa itu sendiri, salah satu diantaranya dengan menerapkan pembelajaran Quantum Teaching. Sebagai mana Deporter (2003:3) mengatakan bahwa: Quantum Teaching juga sangat baik diterapkan dalam pengajaran pada setiap materi pengajaran termasuk fisika. Sehingga pada saat mengajarkan fisika dengan pembelajaran Quantum Teaching lebih menarik dan menantang bagi siswa dalam hal itu akan menggairahkan proses belajar mengajar dan akhirnya hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai.
Quantum Teaching merupakan suatu proses pembelajaran dengan menyediakan latar belakang dan strategi untuk meningkatkan proses belajar mengajar dan membuat proses tersebut menjadi lebih menyenangkan. Cara ini membuat sebuah gaya mengajar yang memperdayakan siswa untuk berprestasi lebih dari mereka anggap mungkin. Juga membantu guru memperluas ketrampilan siswa dan motivasi siswa, sehingga guru memperoleh kepuasan yang lebih besar dari pekerjaan mereka.
Dengan demikian Quantum Teaching mencakup pengajaran yang mempertimbangkan aspek-aspek penting dalam proses belar mengajar yaitu; guru, siswa, lingkungan dan materi dari kurikulum yang telah ditetapkan. Quantum Teaching dapat memaksimalkan pengajaran oleh guru serta menigkatkan aktivitas siswa dalam belajar salah satunya dengan cara melakukan observasi. Selain itu Quantum Teaching juga dapat memberikan kebebasan pada siswa untuk berekspresi sehingga pemahaman yang didapat tentang materi pelajaran akan lebih dan berkesan.
Keterampilan guru sebagai pendidik dalam mengajar sangatlah dibutuhkan pada proses belajar mengajar di kelas sehingga tujuan dari pembelajaran akan tercapai.
Deporter (2003:128) Mengemukakan beberapa keterampilan yang harus dimiliki seorang guru dalam pengajaran Quantum Teaching adalah:
1. Keterampilan bersegi banyak
2. Keterampilan menampilkan banyak peran
3. Kemampuan berhubungan dengan beragam siswa
4. Tekad menjadi pleksibel
5. Keinginan kuat untuk bekerja sama dengan siswa.
Model Pembelajaran Quantum Teaching
Model Quantum Teaching di kelas memamfaatkan dua sisi pengajaran yaitu konteks dan isi. Deporter (2003:14-14) menjelaskan bahwa model Quantum Teaching yang ditinjau dari sisi pengajaran konteks di kelas meliputi empat aspek antara lain:
1. Suasana kelas mencakup bahasa yang dipilih guru, cara menjamin rasa simpati dengan siwa dan sikap guru terhadap sekolah serta belajar. Suasana yang penuh kegembiraan membawa kegembiraan pula dalam belajar.
2. Landasan adalah kerangka kerja, tujuan, keyakinan, kesepakatan, kebijakan, prosedur dan aturan bersama yang memberi guru dan siswa sebuah pedoman untuk bekerja dalam komunitas belajar.
3. Lingkungan mencakup cara guru untuk menata ruangan kelas meliputi pencahayaan,warna, pengaturan meja dan kursi, tanaman dan semua hal yang mendukung proses belajar.
4. Rancangan mencakup penciptaan terarah terhadap unsur-unsur penting yang dapat menumbuhkan minat siswa, mendalami makna dan perbaikan proses tukar menukar informasi. Dalam setiap rancangan pengajaran, guru dapat dengan mudah menyertakan siswa, mempersiapkan kesuksesan siswa dan melibatkan setiap kecerdasan dan modalitas siswa.
Model Quantum Teaching ditinjau dari pengajaran isi, meliputi aspek antara lain:
1. Penyajian mencakup pengajaran materi sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan dan guru menyesuaikanya dengan lingkungan, waktu siswa serta alat bantu. Dalam penyajian tersebut tentunya kemampuan guru untuk berkomunikasi, digabungkan dengan rancangan penyajian yang efektif, yang akan memberikan pengalaman belajar yang dinamis bagi siswa. Guru juga dapat menyampaikan materi dengan komunikasi non verbal yaitu dengan menggunakan ekspresi wajah, kontak nada suara.
2. Fasilitas mencakup interaksi pelajaran dengan kurikulum yang ada seperti penyajian materi dengan alat bantu. Guru juga dapat menggunakan strategi belajar seperti: penyajian materi dengan menggunakan konsep mendorong siswa untuk aktif dalam proses belajar mengajar, membuat singkatan, memamfaatkan pengalaman yang nyata.
3. Keterampilan belajar yaitu apapun mata pelajaran siswa dapat lebih cepat terfokus, cara mencatat, persiapan tes dan membaca cepat serta teknik mengingat. Dengan keterampilan belajar yang tepat, semua siswa dapat memahami sebagian besar informasi dalam waktu yang lebih singkat. Hal ini akan membuat guru dapat menyingkat waktu dalam menjelaskan informasi (pelajaran) Dan membuat guru bebas untuk maju dalam kurikulum atau menambahkan kegiatan pengayaan yang praktis.
4. Keterampilan hidup akan membentuk dan mengubah suasana dari landasan belajar di kelas dengan menggunakan dan mengajarkan komunikasi yang tampak.
2.1.5.6. Kerangka Rancangan Pembelajaran Quantum Teaching
Kerangka rancangan pembelajaran Quantum Teaching dikenal sebagai TANDUR dengan kata setiap pelajaran dapat juga memastikan siswa mengalami pembelajaran berlatih, menjadikan isi pelajaran nyata bagi mereka sendiri dan mencapai kesuksesan. Deporter (2003:89-93) menjelaskan kerangka rancangan pembelajaran Quantum Teaching adalah sebagai berikut:
1. Tumbuhkan
Guru menumbuhkan minat belajar dengan memusatkan AMBAK (apakah Mamfaatnya Bagiku) dengan memamfaatkan kehidupan pelajar. Dalam tahap ini guru berpedoman pada hal apa saja yang telah siswa pahami, apa yang mereka setujui, apakah mamfaatnya bagi siswa dan apa komitmen para siswa. Guru membuat pertanyaan tentang kemampuan siswa dengan memamfatkan pengalaman mereka dan mencari tanggapan, mamfaat serta komitmen siswa. Guru membuat strategi dengan melakukan pengajaran dengan mengajak, pertanyaan dengan humor dengan mengajukan pengalaman siswa atau cerita tentang pelajaran yang bersangkutan. Mengikut sertakan siswa dalam menciptakan jalinan dan kepemilikan atau kemampuan saling memahami. Mengatur hasil akan menciptakan AMBAK dan minat belajar dilakukan dengan menyertakan, mengundang, memikat dan mengikat siswa sekaligus tetap menyimpan kejutan dalam belajar.
2. Alami
Guru menghubungkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa lebih mudah memahaminya.
3. Namai
Guru mengajarkan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi. Untuk pemberian nama ( simbol-simbol fisika ) ataupun pemberian identitas dan mendefenisikan suatu pernyataan. Siswa dapat mengetahui informasi, fakta rumus, pemikiran tempat, dan sebagainya berdasarkan pengalaman agar pengetahuan tersebut berarti.
4. Demonstrasikan
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menunjukkan bahwa mereka tahu dan mampu mengaitkan pengalaman mereka dengan data baru, sehingga dapat menghayati dan membuatnya sebagai pengalaman pribadi.
5. Ulangi
Guru mengulang-ulang hal yang kurang jelas bagi siswa. Siswa dapat dengan mudah memahami dan mengetahui pelajaran tersebut. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengajarkan pengetahuan. Dalam tahap ini guru meminta siswa untuk mengemukakan atau mengulangi konsep teori yang di ucapkan oleh guru dan mengulanginya kembali kepada teman sebangkunya.
6. Rayakan
Perayaan merasa rampung dan menghormati usaha, ketekunan dan kesuksesan. Dalam hal ini, kira-kira cara apa yang paling sesuai untuk merayakan, bagai mana guru dapat mengakui setiap orang atas prestasi siswa. Mengadakan perayaan pada siswa akan mendorong siswa memperkuat rasa tanggung jawab dan mengamati proses belajar sendiri. Perayaan tersebut adalah mengajarkan mereka mengenai motivasi belajar, kesuksesan dan langkah untuk menuju kemenangan. Ujian yang mereka dapatkan akan mendorong mereka tetap dalam keadaan bersemangat dalam proses belajar mengajar. Biasanya pada saat siswa mencapai sesuatu, siswa hanya melanjutkan kegiatan selanjutnya, tanpa menciptakan daya pendorong istimewa untuk mengulangi keberhasilan itu. Sebagai guru, kiranya menanam bibit kesuksesan dan selalu menghubungkan belajar dengan perayaan. Perayaan tersebut membangun keinginan untuk sukses, ini dapat dilakukan dalam bentuk perayaan seperti tepuk tangan, pujian dan memberi penilaian.
2.1.6. Petunjuk Pelaksanaan Quantum Teaching
1. Guru wajib memberi keteladanan sehingga layak menjadi panutan bagi peserta didik, berbicaralah yang jujur , jadi pendengar yang baik dan selalu gembira (tersenyum).
2. Guru harus membuat suasana belajar yang menyenangkan/kegembiraan. “learning is most effective when it’s fun. ‘Kegembiraan’ disini berarti bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh, serta terciptanya makna, pemahaman (penguasaan atas materi yang dipelajari) , dan nilai yang membahagiakan pada diri peserta didik.
3. Guru harus memahami bahwa perasaan dan sikap siswa akan terlibat dan berpengaruh yang kuat pada proses belajarnya. Guru dapat mempengaruhi suasana emosi siswa dengan cara :
a. kegiatan-kegiatan pelepas stres seperti menyanyi bersama, mengadakan permainan, outbond dan sebagainya.
b. aktivitas-aktivitas yang menambah kekompakan seperti melakukan tour, makan bersama dan sebagainya.
c. menyediakan forum bagi emosi untuk dikenali dan diungkapkan yaitu melalui bimbingan konseling baik oleh petugas BP/BK maupun guru itu sendiri.
4. Memutar musik klasik ketika proses belajar mengajar berlangsung. Namun sekali-kali akan diputarkan instrumental dan bisa diselingi jenis musik lain untuk bersenang-senang dan jeda dalam pembelajaran.
5. Sikap guru kepada peserta didik :
a. Pengarahan “Apa manfaat materi pelajaran ini bagi peserta didik” dan tujuan
b. Perlakukan peserta didik sebagai manusia sederajat
c. Selalu menghargai setiap usaha dan merayakan hasil kerja peserta didik
d. Memberikan stimulus yang mendorong peserta didik
e. Mendukung peserta 100% dan ajak semua anggota kelas untuk saling mendukung
f. Memberi peluang peserta didik untuk mengamati dan merekam data hasil pengamatan, menjawab pertanyaan dan mempertanyakan jawaban, menjelaskan sambil memberikan argumentasi, dan sejumlah penalaran.
6. Terapkan 8 kunci keunggulan ini kedalam rencana pelajaran setiap hari. Kaitkan kunci-kunci ini dengan kurikulum.
a. Integritas: Bersikaplah jujur, tulus, dan menyeluruh. Selaraskan nilai-nilai dengan perilaku Anda
b. Kegagalan Awal Kesuksesan: Pahamilah bahwa kegagalan hanyalah memberikan informasi yang Anda butuhkan untuk sukses
c. Bicaralah dengan Niat Baik: Berbicaralah dengan pengertian positif, dan bertanggung jawablah untuk berkomunikasi yang jujur dan lurus. Hindari gosip.
d. Hidup di Saat Ini: Pusatkan perhatian pada saat ini dan kerjakan dengan sebaik-baiknya
e. Komitmen: Penuhi janji dan kewajiban, laksanakan visi dan lakukan apa yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
f. Tanggung Jawab: Bertanggungjawablah atas tindakan Anda.
g. Sikap Luwes dan Fleksibel: Bersikaplah terbuka terhadap perubahan atau pendekatan baru yang dapat membantu Anda memperoleh hasil yang diinginkan.
h. Keseimbangan: Jaga keselarasan pikiran, tubuh, dan jiwa Anda. Sisihkan waktu untuk membangun dan memelihara tiga bidang ini.
7. Guru yang seorang Quantum Teacher mempunyai ciri-ciri dalam berkomunikasi yaitu :
a. Antusias : menampilkan semangat untuk hidup
b. Berwibawa : menggerakkan orang
c. Positif : melihat peluang dalam setiap saat
d. Supel : mudah menjalin hubungan dengan beragam peserta didik
e. Humoris : berhati lapang untuk menerima kesalahan
f. Luwes : menemukan lebih dari satu untuk mencapai hasil
g. Menerima : mencari di balik tindakan dan penampilan luar untuk menemukan nilai-nilai inti
h. Fasih : berkomunikasi dengan jelas, ringkas, dan jujur
i. Tulus : memiliki niat dan motivasi positif
j. Spontan : dapat mengikuti irama dan tetap menjaga hasil
k. Menarik dan tertarik : mengaitkan setiap informasi dengan pengalaman hidup peserta didik dan peduli akan diri peserta didik
l. Menganggap peserta didik “mampu” : percaya akan keberhasilan peserta didik
m. Menetapkan dan memelihara harapan tinggi : membuat pedoman kualitas hubungan dan kualitas kerja yang memacu setiap peserta didik untuk berusaha sebaik mungkin
8. Semua peserta didik diusahakan untuk memiliki modul/buku sumber belajar lainnya, dan buku yang bisa dipinjam dari Perpustakaan. Tidak diperkenankan guru mencatat/menyuruh peserta didik untuk mencatat pelajaran di papan tulis
9. Dalam melakukan penilaian guru harus berorientasi pada :
a. Acuan/patokan. Semua kompetensi perlu dinilai sesuai dengan acuan kriteria berdasarkan indikator hasil belajar.
b. Ketuntasan Belajar. Ketuntasan belajar ditetapkan dengan ukuran atau tingkat pencapaian kompetensi yang memadai dan dapat dipertanggungjawakan sebagai prasyarat penguasaan kompetensi berikutnya.
c. Metoda penilaian dengan menggunakan variasi, antara lain
Tes Tertulis : pertanyaan-pertanyaan tertulis
Observasi : pengamatan kegiatan praktik
Wawancara : pertanyaan-pertanyaan langsung tatap muka
Portfolio : Pengamatan melalui bukti-bukti hasil belajar
Demonstrasi : Pengamatan langsung kegiatan praktik/pekerjaan yang sebenarnya
11. Kebijakan sekolah dalam KBM yang patut diperhatikan oleh guru :
a. Guru wajib mengabsensi peserta didik setiap masuk kelas
b. Masuk kelas dan keluar kelas tepat waktu. Jam pertama misalnya 07.30 dan jam terakhir harus pulang sama-sama setelah bel berbunyi. Pada jam istirahat tidak diperkenankan ada kegiatan belajar mengajar.
c. Guru wajib membawa buku absen & daftar nilai, Silabus, RPP, program semester, modul/bahan ajar sejenisnya ketika sedang mengajar
d. Selama KBM tidak boleh ada gangguan yang dapat mengganggu konsentrasi peserta didik. Misalnya guru/peserta berkomitmen bersama untuk tidak mengaktifkan HP ketika PBM berlangsung
e. Guru harus mendukung kebijakan sekolah baik yang berlaku baik untuk dirinya sendiri maupun untuk peserta didik dan berlaku proaktif.
f. Untuk pelanggaran oleh peserta didik maka hukuman dapat ditentukan secara musyawarah bersama peserta didik, namun untuk pelanggaran kategori berat sekolah berat menentukan kebijakan sendiri.
12. Pengalaman belajar hendaknya menggunakan sebanyak mungkin indera untuk berinteraksi dengan isi pembelajaran.
a. Terdapat kegiatan membaca, menjelaskan, demonstrasi, praktek, diskusi, kerja kelompok, pengulangan kembali dalam menjelaskan dan cara lain yang bisa ditemukan oleh guru.
b. Gunakan spidol warna-warni dalam membantu menjelaskan di papan tulis.
c. Disarankan menggunakan media pendidikan seperti projector, bagan, dan sebagainya.
d. Diperbolehkan belajar di luar kelas seperti di bawah pohon, dipinggir jalan
Siswa belajar : 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang di lihat dan dengar, 70% dari apa yang dikatakan, dan 90% dari apa yang dikatakan dan lakukan (Vernon A. Magnessen, 1983). Ini menunjukkan guru mengajar dengan ceramah, maka siswa akan mengingat dan menguasai hanya 20% karena siswa hanya mendengarkan. Sebaliknya jika guru meminta siswa untuk melakukan sesuatu dan melaporkanknya maka akan mengingat dan menguasai sebanyak 90%.
13. Guru harus selalu menghargai setiap usaha dan hasil kerja siswa serta memberikan stimulus yang mendorong siswa untuk bernuat dan berpikir sambil menghasilkan kara dan pikiran kreatif. Ini memungkinkan siswa menjadi pembelajar seumur hidup. Untuk itu guru bisa menggunakan berbagai metoda dan pengalaman belajar melalui contoh yang konstekstual. Setiap kesuksesan dalam belajar siswa layak untuk dirayakan.
14. Suasana belajar siswa, guru dapat mengarahkan kearah ke ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Suasana belajar juga melibatkan mental-fisik-emosi –sosial siswa secara aktif supaya memberi peluang siswa untuk mengamati dan merekam data hasil pengamatan, menjawab pertanyaan dan mempertanyakan jawaban, menjelaskan sambil memberikan argumentasi, dan sejumlah penalaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar